This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 04 Oktober 2012

Indosat Kembali Dukung Program Indonesia Mengajar

Sebagaimana dukungan sebelumnya kepada program Indonesia Mengajar—sebuah program yang digagas oleh Gerakan Indonesia Mengajar untuk mendukung kegiatan belajar dan mengajar di pelosok Indonesia, Indosat kembali mendukung program ini untuk kedua kalinya. Partisipasi Indosat salah satunya adalah dengan menyediakan fasilitas pelatihan di Indosat Training Center (ITCC) Jatiluhur untuk kegiatan pelatihan intensif 52 Pengajar Muda angkatan V – Indonesia Mengajar selama 7 minggu. Indosat juga menyediakan perangkat penunjang berupa modem broadband bagi para Pengajar Muda.
Dukungan ini merupakan wujud kepedulian Indosat dalam membangun generasi muda yang cerdas dan kreatif sebagai implementasi dari program Indonesia Belajar, salah satu program CSR Indosat dalam bidang pendididikan.
“Mengerti arti pentingnya pendidikan dasar bagi generasi muda sebagai generasi penerus bangsa serta kesamaan visi program Indonesia Belajar dan Indonesia Mengajar dalam upaya peningkatan pendidikan bagi anak bangsa, utamanya yang berada di daerah terpencil dengan keterbatasan sarana dan prasarana pendidikan, mendorong Indosat untuk mendukung keberlanjutan program ini. Diharapkan semakin banyak lagi anak-anak Indonesia yang dapat memperoleh pendidikan berkualitas untuk menciptakan generasi muda cerdas dan kreatif yang dapat membangun dan memajukan tanah air kita tercinta ini”, demikian disampaikan Indar Atmanto, Chief Corporate Service Officer Indosat.
Dukungan Indosat menjadi bagian sejarah perjalanan program Indonesia Mengajar dalam mewujudkan visi dan misinya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan mengisi kekurangan guru berkualitas di daerah yang membutuhkan serta menjadi wahana belajar kepemimpinan bagi anak-anak muda terbaik Indonesia yang mengikuti Pengajar Muda. Sejak awal peluncurannya pada Nopember 2010, telah mengirimkan 291 Pengajar Muda yang mengabdi di 130 desa di  14 kabupaten di Indonesia dan memberikan dampak nyata bagi ribuan anak Indonesia dari wilayah Aceh di ujung barat Indonesia hingga Fak-fak di ujung timur Indonesia.
Pendidikan dasar  merupakan faktor inti untuk menghasilkan generasi muda yang cerdas untuk dapat membangun dan memajukan bangsa Indonesia. Hingga kini, Indonesia terus berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dasar, dengan program pendidikan dasar 12 tahun serta upaya pemerataan pendidikan dasar hingga ke pelosok negeri. Pentingnya pendidikan dasar inilah yang mendorong Indosat kembali berpartisipasi untuk kedua kalinya dalam program Indonesia Mengajar dengan memberikan dukungan fasilitas pelatihan dan perangkat modem broadband bagi para Pengajar Muda.
Indosat sendiri secara berkesinambungan telah mendukung pendidikan masyarakat melalui program Corporate Social Resposibility (CSR) yang dikenal dengan Indonesia Belajar. Beberapa program yang telah dilaksanakan adalah Indosat Wireless Innovation Application Contest (IWIC), program Cyber School, program Pembinaan Guru IPA/Matematika beasiswa, dan lain-lain, termasuk berperan aktif memberikan dukungan dalam Program Indonesia Mengajar.
 
Penulis : Fauzi

Senin, 24 September 2012

Bio-Baterai Dari Lumpur Sebagai Alternatif Energi Listrik Di Masa Depan

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY berhasil membuat Bio-baterai dari lumpur sebagai alternatif energi listrik di masa depan. Mahasiswa tersebut yaitu Atini Wahyu Utami, Novika Indriyani, dan Dwi Meyliana.

Ketua tim, Atini mengatakan, baterai merupakan sumber energi paling praktis dan murah yang digunakan masyarakat saat ini. Baterai yang umum dijumpai adalah baterai kering dan litium. Namun baterai tersebut memiliki kelemahan, yaitu terdapatnya komponen elektrolit yang rentan bocor dan dapat menjadi limbah yang bersifat racun dan mencemari lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan alternatif pengganti komponen baterai  ramah lingkungan dan  mudah diperoleh.

“Sementara di Indonesia, lumpur belum banyak dimanfaatkan, sehingga bila dapat mengolah akan menjadi nilai tambah bagi penduduk di sekitarnya. Lumpur aktif (activated sludge) adalah flok yang terbentuk oleh mikroorganisme (terutama bakteri), partikel inorganik, dan polimer exoselular yang mengendap di tangki penjernihan. Lumpur aktif biasa digunakan dalam pengolahan air limbah,” lanjutnya.
Dijelaskan, bakteri merupakan unsur utama dalam flok lumpur aktif. Jumlah total bakteri dalam lumpur aktif standard adalah 108 CFU/mg lumpur. Lumpur aktif mengandung lebih dari 300 jenis bakteri. Kandungan mikroorganisme dalam lumpur aktif dapat menghantarkan arus listrik sehingga memungkinkan lumpur aktif dimanfaatkan sebagai elektrolit Bio-baterai.

Tahapan penelitian dimulai dengan mengambil sampel lumpur aktif pada kolam fakultatif I IPAL PT SARI HUSADA Tbk Yogyakarta. Sampel yang diperoleh telah diuji secara kualitatif di laboratorium IPAL PT SARI HUSADA Tbk Yogyakarta. Dari uji karakterisasi jenis bakteri, fungi, protozoa, cilliata, rotifiers dalam lumpur aktif  tersebut terbukti sampel mengandung bakteri-bakteri aerob yakni pseudomonas, alkaligenes, paracoccus dan lain sebagainya.

Tahap selanjutnya adalah pembuatan larutan induk lumpur aktif dan varian konsentrasi elektrolit lumpur aktif. Larutan induk lumpur aktif diperoleh dengan melakukan penyaringan dengan kertas saring hingga terpisah antara lumpur aktif pekat dan filtrat. Agar bakteri-bakteri yang berada dalam lumpur aktif tidak mati, maka baik lumpur aktif yang telah disaring maupun yang belum disaring diaerasi. Aerasi bertujuan agar kandungan oksigen dalam lumpur tetap terjaga sehingga kehidupan bakteri aerob dalam lumpur tetap berjalan baik.

Pada tahap selanjutnya dilakukan pengukuran beda potensial pada Bio-baterai lumpur aktif dengan kombinasi elektroda dan variasi konsentrasi elektrolit lumpur aktif. Kombinasi elektrode yang digunakan adalah Cu-Al, Cu-Fe, Cu-Mg dan Cu-Zn dengan panjang masing-masing elektrode 5 cm, lebar masing-masing elektrode 1 cm, dan jarak antar elektrode 4 cm.

Dari pengukuran tersebut diketahui bahwa varian konsentrasi lumpur aktif terbaik adalah 25 gr lumpur aktif dengan kombinasi logam yang paling baik digunakan sebagai elektroda Bio-baterai dengan lumpur aktif (activated sludge) sebagai elektrolitnya adalah Cu-Mg dengan beda potensial terukur paling tinggi yakni 1,624 volt.

Keunggulan dari Bio-baterai lumpur aktif adalah pemanfaatan limbah yang belum dimanfaatkan selama ini, yakni limbah lumpur aktif pada Instalasi Pengolahan Air Limbah. Selama ini lumpur aktif yang telah dipergunakan dalam pengolahan air limbah dikeluarkan dan dipergunakan sebagai tanah perkebunan padahal lumpur aktif ini memiliki potensi yang besar untuk dijadikan Bio-baterai. Dengan pemanfaatan lumpur aktif sebagai Bio-baterai, selain dapat mengatasi kebutuhan alternatif energi listrik juga dapat mengatasi masalah lumpur aktif yang menjadi limbah setelah dipergunakan IPAL. (uny.ac.id/ humasristek)

Webcam Jadi “Kalkulator” Telur Gurami

Webcam atau alat perekam gerak ternyata tidak hanya dapat berfungsi sebagai alat berkomunikasi dan tatap muka di dunia maya. Ditambah sedikit kreativitas, kamera ini juga dapat berfungsi sebagai penghitung telur ikan gurami.

Ditemui di kampus Universitas Ahmad Dahlan pekan lalu, Zulfikar Alfan Kamil, memaparkan mengenai latar belakang kreativitas dibalik penggunaan webcam. Sebuah alat perekam yang  selama ini sebatas difungsikan untuk mengobrol lewat dunia maya.

Zulfikar Alfan Kamil menjelaskan selama ini petambak gurami masih menggunakan metode manual untuk menghitung telur. Saat bertransaksi, mangkuk dimanfaatkan sebagai takaran. Akibatnya, penimbangan menjadi tidak akurat.

Bersama kedua rekannya, Meldi Rahma Saputra dan Dinan Yulianto, ketiganya berusaha melakukan riset di sentra peternak gurami di Purwokerto, Jawa Tengah. “Dari studi lapangan dan literatur, diketahui sifat telur ikan usia 0-3 hari masih mengambang, belum berekor, belum berenang tetapi tidak menumpuk. Otomatis telur-telur ini dapat dibaca citranya,” jelas Zulfikar.

Dari studi ini, tiga mahasiswa dari Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri UAD ini berusaha menciptakan kotak pengamatan. Dari alat ini, tertanam webcam untuk merekam citra telur dan friendlyARM mini 2440 sebagai media layar.

“Webcam yang terletak di atas wadah akan merekam telur sedangkan cahaya dari bawah akan membantu proses pencitraan,” jelas Zulfikar. Adapun, cara menggunakan alat ini ialah meletakan telur gurami di wadah sediaan kemudian direkam menggunakan kamera digital (citra masukan).

Melalui layar yang ada, aras warna citra masukan diubah menjadi aras keabuan (citra keabuan), selanjutnya proses pengambangan akan memisahkan latar depan belakang dalam membentuk citra biner. Dari proses terakhir, kata Meldi, telur tersebut berubah warna jadi kehitaman.

Dengan visual ini, peternak akan mudah menghitung jumlah telur secara tepat dan cepat. Dinan menuturkan riset yang memakan waktu empat bulan ini merupakan inovasi yang aplikatif karena dapat secara langsung dipergunakan.

Hanya, patut diakui riset ini membutuhkan kesabaran yang ekstra. Pasalnya, beberapa kali uji coba, hasil yang didapat belum sesuai harapan. Alhasil, pilihan bolak-balik Jogja-Purwokerto untuk mendapatkan telur segar harus dijabani.

Atas hasil kerja keras ini, riset yang berjudul Alat Penghitung Jumlah Telur Ikan Gurami Menggunakan Metode Pengolahan Citra berhasil membawa pulang medali setara emas dalam Pimnas ke-25 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Wakil Rektor II UAD Muchlas merasa bangga atas prestasi anak didiknya. Ia berharap setiap inovasi yang dihasilan mahasiswa UAD tidak hanya berkisar riset ilmu pengetahuan tetapi lebih kepada penciptaan alat yang secara langsung dapat dirasakan masyarakat. (solopos.com/ humasristek)